JAKARTA: Bekas Naib Presiden Indonesia Jusuf Kalla sedia menjadi calon naib presiden kepada bakal calon presiden, Joko Widodo atau Jokowi daripada Parti Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden, 9 Julai depan. Namun, bagi Jusuf Kalla yang pernah menjadi naib presiden Indonesia dari 2004 hingga 2009, beliau seperti banyak pihak, masih menunggu siapa yang bakal dipilih untuk mendampingi Jokowi pada pilihan raya berkenaan. "Saya belum tahu itu (calon naib presiden kepada Jokowi). Semuanya itu bergantung kepada keputusan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Tunggu saja," kata Jusuf Kalla yang menyambut ulang tahun kelahirannya yang ke-72 pada Khamis. Jusuf Kalla berkata kesediaannya menjadi bakal calon naib presiden kepada Jokowi semata-mata bertujuan untuk membangunkan bangsa dan negara Indonesia. Namun, beliau enggan menjelaskan sama ada sudah berhubung dengan Jokowi dan PDI-P tentang peluangnya menjadi bakal calon naib presiden kepada gabenor Jakarta itu. "Selalu saya katakan apa pun untuk membangun bangsa ini saya bersedia. Urusan apa pun saya selalu bersedia dan tidak akan berhenti," kata Jusuf Kalla. Sejak mengumumkan Jokowi sebagai bakal calon presiden pada 14 Mac lepas, PDI-P sehingga kini belum menentukan siapa yang akan menjadi bakal calon naib presiden untuk menghadapi Pemilu Presiden kelak. Selain Jusuf Kalla, nama Ketua Suruhanjaya Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad juga disebut-sebut sebagai calon naib presiden kepada gabenor Jakarta itu. Malah, Jokowi pun sebelum ini sudah beberapa kali memberi isyarat akan memilih seorang daripada dua nama itu. Sementara itu, Setiausaha Agung PDI-P, Tjahjo Kumolo berkata parti itu masih mempunyai tempoh sehingga 20 Mei ini, untuk memutuskan bakal calon naib presiden bagi Jokowi.